BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia adalah negara tropis yang memiliki dua musim, yaitu musim penghujan dan musim kemarau. Indonesia juga di kenal sebagai negara agraris dimana sektor pertanian menjadi ujung tombak perekonomian. Pada musim penghujan para petani relatif mudah untuk melakukan perawatan bagi tanamannya, missal padi. Tapi pada musim kemarau dimana air sulit di dapat para petani harus mengakalinya dengan mencari sumber pengairan baru atau mananam tanaman yang relatif mudah perawatannya saat jumlah air terbatas, misal tanaman palawija.Kacang termasuk dalam tanaman yang lebih mudah perawatannya dimana tidak terlalu membutuhkan air banyak, karena apabila terlalu banyak air bunga akan sulit terserbuki oleh serangga dan meningkatkan kelembaban.
Indonesia adalah negara yang mendapat sinar matahari
cukup tiap tahunnya, mengingat Indonesia ada di kawasan khatulistiwa.
Intensitas pencahayaan terntunya juga mempengaruhi pertumbuhan jenis tanaman
tertentu, misalnya kacang tanah.
Pada
penelitian kali ini kami memilih tanaman kacang tanah (
Arachis hypogea L ) karena
tanaman ini banyak tersebar di Indonesia dan masyarakat pun sering mengolah kacang
tanah menjadi aneka makanan. Kacang
tanah biasanya dimakan langsung tanpa diolah dan juga disajikan dalam berbagai
cara seperti direbus, digoreng, dibakar, dihancurkan dan berbagai lagi
tergantung selera seseorang itu mengolah makanan ini.Tentunya
kacang tanah yang memiliki kualitas lebih baik yang akan menghasilkan berbagai
makanan yang baik pula. Kacang tanah pun memiliki beberapa
kelebihan dibandingkan tanaman kacang yang lain, yaitu :
a.
Lebih tahan terhadap kekeringan
b.
Hama dan penyakit relatif sedikit
c.
Kegagalan panen total relatif kecil
d.
Panen relatif cepat, pada umur 55-60
hari.
Dengan keadaan
alam Indonesia yang sudah dijelaskan di atas, mungkin banyak membuat tanaman kacang
tanah kurang mendapat perlakuan yang baik sesuai dengan keadaannya. Dan dengan
penelitian terhadap tanaman kacang tanah ini kami ingin memaparkan pengaruh
cahaya pada tanaman kacang tanah.
1.2 Rumusan Masalah
Berikut ini beberapa masalah yang akan terjawab dengan penelitian kami ini:
1. Apa
pengaruh cahaya terhadap kecepatan pertumbuhan dan perkembangan
biji kacang tanah?
2. Bagaimana perbedaan yang terjadi
pada masing-masing tanaman dengan intensitas
cahaya yang berbeda ?
1.3 Tujuan Masalah
cahaya yang berbeda ?
1.3 Tujuan Masalah
Tujuan dari penelitian kami adalah
1. Untuk mengetahui pengaruh cahaya terhadap kecepatan pertumbuhan dan perkembangan biji kacang tanah?
2. Untuk mengetahui perbedaan yang terjadi pada
masing-masing tanaman dengan intensitas cahaya yang berbeda ?
1.4
Manfaat penelitian
Manfaat penelitian kami adalah :
1. Dapat
mengetahui pengaruh cahaya terhadap kecepatan pertumbuhan
dan perkembangan biji kacang tanah?
2.
Dapat mengetahui perbedaan yang terjadi pada
masing-masing tanaman dengan intensitas cahaya yang berbeda ?
1.5 Hipotesis
Cahaya matahari dapat menghamabat proses perkecambahan
tanaman kacang tanah. Maka kemungkinan tanaman kacang tanah yang diberikan
cahaya matahari proses perkecambahan nya akan lambat tapi dengan kondisi yang
baik. Sedangkan tanaman yang tidak mendapatkan cahaya perkecambahan nya akan
lebih cepat namun dengan kondisi yang buruk.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
Definisi Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan adalah :
- Peristiwa perubahan biologi
yang terjadi pada makhluk hidup yang berupa pertambahan ukuran (volume,
massa, dan tinggi)
- Irreversibel (tidak kembali ke
asal)
- dapat diukur serta dinyatakan
secara kuantitatif.
·
Auksanometer adalah Suatu alat untuk mengukur
pertumbuhan memanjang suatu tanaman, yang terdiri atas sistem kontrol yang
dilengkapi jarum penunjuk pada busur skala atau jarum yang dapat menggaris pada
silinder pemutar.
Perkembangan adalah:
- Proses menuju tercapainya
kedewasaan atau tingkat yang lebih sempurna (kompleks).
- Sel-sel berdiferensiasi.
- Peristiwa diferensiasi
menghasilkan perbedaan yang tampak pada struktur dan fungsi masing-masing
organ, sehingga perubahan yang terjadi pada organisme tersebut semakin
kompleks.
- Proses ini berlangsung secara
kualitatif.
- Irreversible
2.2 Tahap
Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan
TAHAP AWAL
PERTUMBUHAN
- Mula-mula biji melakukan imbibisi
atau penyerapan air sampai ukuran bijinya bertambah dan menjadi lunak.
- Saat air masuk ke dalam biji,
enzim-enzim mulai aktif sehingga menghasilkan berbagai reaksi kimia.
- Kerja enzim ini antara lain,
mengaktifkan metabolisme di dalam biji dengan mensintesis cadangan makanan
sebagai persediaan cadangan makanan pada saat perkecambahan berlangsung.
PERKECAMBAHAN
- Perkecambahan terjadi karena
pertumbuhan radikula (calon akar) dan pertumbuhan plumula (calon
batang).
- Faktor yang memengaruhi
perkecambahan adalah air, kelembapan, oksigen, dan suhu.
- Perkecambahan biji ada dua
macam, yaitu:
a. Tipe
perkecambahan di atas tanah (Epigeal)
Hipokotil memanjang sehingga plumula dan kotiledon ke permukaan
tanah dan kotiledon melakukan fotosintesis selama daun belum terbentuk.
Contoh: perkecambahan kacang tanah.
b. Tipe
perkecambahan di bawah tanah (hipogeal)
Epikotil memanjang sehingga plumula keluar menembus kulit biji dan
muncul di atas permukaan tanah, sedangkan kotiledon tertinggal dalam tanah.
Contoh: perkecambahan kacang kapri (Pisum sativum).
PERTUMBUHAN
PRIMER
- Merupakan pertumbuhan yang
terjadi karena adanya aktivitas meristem primer.
- Pertumbuhan ini disebabkan oleh
kegiatan titik tumbuh primer yang terdapat pada ujung akar dan ujung
batang dimulai sejak tumbuhan masih berupa embrio.
- Ciri-ciri jaringan meristem ini
adalah mempunyai dinding sel yang tipis, bervakuola kecil atau tidak
bervakuola, sitoplasma pekat dan sel-selnya belum berspesialisasi.
- Jaringan meristem ada dua
jenis, yaitu:
a. Jaringan meristem apikal
Jaringan ini terdapat pada ujung akar dan batang, yang berfungsi untuk
mewujudkan pertumbuhan primer.
b. Jaringan meristem lateral
Jaringan ini dapat membentuk pertumbuhan sekunder. Contoh yang sering kita
temukan adalah kambium, jaringan ini dapat menumbuhkan pertumbuhan lateral atau
menambah diameter dari bagian tumbuhan.Kambium didapatkan pada tumbuhan dikotil
dan Gymnospermae.
Contoh yang lain adalah kambium gabus yang terdapat pada batang dan akar
tumbuhan berkayu atau pada bagian tumbuhan yang kena luka.
PERTUMBUHAN
SEKUNDER
- Pertumbuhan ini terjadi pada
tumbuhan Dikotiledon dan Gymnospermae.
- Pertumbuhan sekunder disebabkan
oleh kegiatan meristem sekunder, yang meliputi:
a. Kambium gabus (felogen)
Pertumbuhan felogen menghasilkan jaringan gabus. Jaringan gabus berperan
sebagai pelindung, yaitu menggantikan fungsi epidermis yang mati dan
terkelupas, juga merupakan bagian dari jaringan sekunder yang disebut periderm.
b. Kambium fasis (vasikuler)
Berperan membentuk xilem sekunder ke arah dalam dan membentuk floem
sekunder ke arah luar, selain itu juga menghasilkan sel-sel hidup yang
berderet-deret menurut arah jari-jari dari bagian xilem ke bagian floem yang
disebut jari-jari empulur.
Bagian xilem lebih tebal daripada bagian floem karena kegiatan kambium ke
arah dalam lebih besar daripada kegiatan ke arah luar.
c. Kambium interfasis (intervasikuler)
Merupakan kambium yang membentuk jari-jari empulur. Tumbuhan monokotil yang
tidak mempunyai kambium, tumbuh dengan cara penebalan. Tetapi pada umumnya,
pertumbuhan terjadi karena adanya peningkatan banyaknya dan ukuran sel.
Pertumbuhan pada tumbuhan dikotil yang berkayu menyangkut kedua aktivitas
tersebut, sel-sel baru yang kecil yang dihasilkan kambium dan meristem apikal,
kemudian sel-sel ini membesar dan berdifferensiasi. (Kimball, 1992: 411)
PERTUMBUHAN
TERMINAL
Terjadi pada ujung akar dan ujung batang tumbuhan berbiji yang aktif
tumbuh. Terdapat 3 daerah (zona) pertumbuhan dan perkembangan.
a. Daerah pembelahan (daerah meristematik)
Merupakan daerah yang paling ujung dan merupakan tempat terbentuknya
sel-sel baru. Sel-sel di daerah ini mempunyai inti sel yang relatif besar,
berdinding tipis, dan aktif membelah diri.
b. Daerah pemanjangan
Merupakan daerah hasil pembelahan sel-sel meristem. Sel-sel hasil
pembelahan tersebut akan bertambah besar ukurannya sehingga menjadi bagian dari
daerah perpanjangan. Ukuran selnya bertambah beberapa puluh kali dibandingkan
sel-sel meristematik.
c. Daerah diferensiasi
Merupakan daerah yang terletak di bawah daerah pemanjangan. Sel-sel di
daerah ini umumnya mempunyai dinding yang menebal dan beberapa di antaranya
mengalami diferensiasi menjadi epidermis, korteks, dan empulur. Sel yang lain
berdiferensiasi menjadi jaringan parenkim, jaringan penunjang, dan jaringan
pengangkut (xilem dan floem).
2.3
Faktor – faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman
dibedakan menjadi dua, yaitu factor dalam dan factor luar. Berikut penjabaran
mengenai faktor luar dan faktor dalam.
1. Faktor Dalam
a) Gen, adalah pembawa sifat keturunan atau hereditas.
b) Hormon, adalah suatu senyawa organik yang dibuat pada suatu bagian
tumbuhan dan kemudian diangkut ke bagian lain, yang dengan konsentrasi rendah
menyebabkan suatu dampak fisiologis. Peran hormon adalah merangsang
pertumbuhan, pembelahan sel, pemanjangan sel, dan ada yang mengahambat
pertumbuhan. Contoh hormon pada tumbuhan; oksin, geberelin, sitokinin, asam absisat, etilen, asam traumatin, dan kalin.
2. Faktor Luar
a) Nutien dan air, nutrien dan zat makanan terdiri dari unsur-unsur atau senyawa
kimia. Nutrient yang diperlukan merupakan sumber energi dan sumber materi untuk
sintesis berbagai komponen sel yang diperlukan selama pertumbuhan. Air
dibutuhkan tumbuhan sebagai pelarut bagi kebanyakan reaksi dalam tubuh tumbuhan
dan sebagai medium reaksi enzimatis.
b) Cahaya, selain berpengaruh dalam proses fotosintesis cahaya berpengaruh
terhadap pertumbuhan setiap organ dan keseluruhan tumbuhan.Cahaya khususnya
cahaya matahari merupakan sumber energi yang sangat penting untuk melaksanakan
proses fotosintesis. Tanpa adanya cahaya, tumbuhan hijau tidak akan melakukan
fotosintesis, sehingga tak mungkin mampu bertahan hidup untuk jangka waktu yang
lama. Respon tumbuhan terhadap lama penyinaran dan intensitas cahaya disebut fotoperiodisme.
c) Suhu udara, suhu berpengaruh terhadap kerja enzim, sehingga suhu juga
berpengaruh terhadap fisiologi tumbuhan. Suhu yang baik atau ideal yang
diperlukan tumbuhan sehingga pertumbuhan dan perkambangan berlangsung baik
disebut suhu optimum (10º C - 38ºC). Umumnya tumbuhan tidak dapat tumbuh di bawah suhu
0ºC dan di atas 40ºC. Suhu yang terlalu tinggi atau terlalu rendah akan
menghambat proses pertumbuhan dna perkembangan.
d) Oksigen, berpengaruh terhadap pertumbuhan bagian tanaman di atas tanah
maupun pertumbuhan akar yang berada di dalam tanah.
e) Kelembapan, kelembapan udara mempengaruhi proses penguapan air yang
berhubungan dengan penyerapan nutrien. Penguapan air akan meningkat apabila
kelembapan rendah, akibatnya tumbuhan dapat menyerap banyak nutrien. Keadaan
ini memacu pertumbuhan tanaman.
BAB III
METEODOLOGI PENELITIAN
METEODOLOGI PENELITIAN
3.1 Cara Pengambilan Data
Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data berupa observasi.
Teknik obseravasi dilakukan dengan mengamati pertumbuhan tanaman kacang tanah
yang diberi dua perlakuan berbeda tentang intensitas cahaya yang diberikan.
3.2 Populasi
dan Sampel Penelitian
Polulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
seluruh tanaman kacang tanah.
Sampel
pada penelitian ini adalah 5 tanaman kacang tanah yang ditanam di bawah cahaya
matahari, dan 5 tanaman kacang tanah yang ditanam tanpa cahaya matahari.
3.3 Teknik Cara Kerja
Adapun beberapa langkah yang dilakukan kami untuk
penelitian ini adalah:
1. Tahap persiapan:
a. Melakukan penyeleksian terhadap biji tanaman kacang tanah.
b. Mempersiapkan tanah sebanyak 2 gelas aqua sebagai media tanam.
c. Mempersiapkan tempat penyimpanan untuk sampel yang mendapat dua
perlakuan tadi.
2. Tahap penanaman dan penelitian:
a.
Rendam biji kacang tanah yang sudah dipilih selama +/- 2 hari.
b. Hari berikutnya, kacang diangkat dan letakkan 5 biji kacang tanah
pada masing-masing
media tanam.
media tanam.
c. Sebelumnya,
biji diikat dengan benang untuk diberi kode/nomor sehingga memudahkan dalam
pengamatan.
d. Gunakan kayu kecil atau ujung jari untuk
memberi lubang tempat kacang ditanam
sedalam 1 cm, lalu lubang ditutup rapi.
sedalam 1 cm, lalu lubang ditutup rapi.
e. Letakkan gelas aqua A di tempat gelap dan
gelas aqua B di tempat terang.
f. Siram tanaman 3 hari sekali
dengan air secukupnya, dan hanya diciprat-ciprat kan saja
pada sore hari dan lakukan pengamatan serta pengukuran dalam 2 hari sekali selama 10
hari.
pada sore hari dan lakukan pengamatan serta pengukuran dalam 2 hari sekali selama 10
hari.
3.4 Alat dan Bahan Penelitian
a. Alat
·
Alat tulis
·
benang
·
Kamera (HP)
·
2 Gelas aqua
·
kayu kecil
·
kardus
·
Media internet
b. Bahan
·
Kacang tanah ( Arachis hypogea L ) 10 biji
·
Tanah
·
Air
3.5
Variabel Penelitian
1. Variabel
Bebas : variabel yang dibuat berbeda dan mempengaruhi timbulnya variabel
terikat. Dalam hal ini adalah tempat gelap dan tempat terang (intensitas
cahaya). Pada biji kacang tanah A yang diletakkan di tempat gelap dan biji
kacang tanah B ditempat terang.
2. Variabel
Terikat : variabel yang diteliti dan terjadi akibat pengaruh variabel bebas.
Dalam hal ini adalah kecepatan pertumbuhan tanaman kacang tanah dengan mengukur panjang batang dan akar yang
terbentuk (dalam cm) menggunakan mistar dan waktu (dalam hari).
3. Variabel
Kontrol : faktor lain yang ikut mempengaruhi dan dibuat sama pada setiap media
percobaan. Dalam hal ini adalah biji kacang tanah, suhu,
cahaya, kadar oksigen dan air.
3.6 Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu : 12 Agustus 2012 s.d 23 Agustus
Pukul : 16.00 WIB
Tempat :
Dirumah.Gelas A diletakkan di dalam kardus namun diberi
celah sedikit, gelas B diletakkan diluar rumah.
celah sedikit, gelas B diletakkan diluar rumah.
Lama Percobaan :
10 hari
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Tabel Penelitian
Tanaman
dengan cahaya matahari: dalam cm
Tanggal
|
Tanaman 1
|
Tanaman 2
|
Tanaman 3
|
Tanaman 4
|
Tanaman 5
|
Jumlah:5
|
14 Agustus
|
1,7
|
1,5
|
1,4
|
-
|
-
|
0,92
|
16 Agustus
|
2,6
|
2,1
|
1,9
|
0,8
|
1,2
|
1,72
|
18 Agustus
|
4,8
|
4,2
|
2,4
|
1,4
|
1,7
|
2,90
|
20 Agustus
|
6,7
|
5,3
|
3,5
|
2,7
|
3,0
|
4,24
|
23 Agustus
|
9,6
|
7,3
|
6,5
|
3,5
|
4,2
|
6,22
|
Rata
– rata ( (Jumlah:5) : hari pengamatan 10 hari )
|
16:10= 1,6
|
Tanaman
tanpa diberi cahaya: dalam cm
Tanggal
|
Tanaman 1
|
Tanaman 2
|
Tanaman 3
|
Tanaman 4
|
Tanaman 5
|
Jumlah:5
|
14 Agustus
|
2,3
|
1,8
|
2,8
|
1,6
|
1,1
|
1,96
|
16 Agustus
|
3,1
|
2,7
|
3,5
|
2,4
|
2,0
|
2,74
|
18 Agustus
|
5,2
|
3,6
|
5,4
|
3,4
|
2,5
|
4,02
|
20 Agustus
|
7,1
|
5,7
|
8,2
|
5,2
|
4,6
|
6,16
|
23 Agustus
|
10,0
|
7,9
|
11,6
|
6,5
|
5,3
|
8,26
|
Rata
– rata ( (Jumlah:5) : hari pengamatan 10 hari )
|
2,31:10= 2,31
|
4.2 Grafik Pengamatan
4.3 Pembahasan
A. Diberi Perlakuan dengan Cahaya
Matahari
Pada tanaman kacang tanah yang di tanam di bawah
cahaya matahari tampak pertumbuhan yang sedang, tidak terlalu cepat tapi juga
tidak lambat. Warna daunnya hijau, batang dan akarnya lebih kokoh. Hingga
penelitian selama 8-10 hari daun yang sudah mulai membuka rata-rata 4-16 helai.
Serat daun lebih kuat sehingga daun tidak melengkung ke tanah. Hal itu
disebabkan oleh cahaya yang telah menguraikan hormon auksin disekitar batang
tumbuhan kacang tanah. Karena hormon auksin terurai, maka pertumbuhan tanaman
terhambat, sehingga disesuaikan dengan pertumbuhan akar yang masih labil. Akar
tanaman yang labil tidak akan bisa menopang batang tanaman kacang tanah yang
terus meninggi karena tidak terkontrolnya hormon auksin. Dengan adanya cahaya, pertumbuhan batang akan terkontrol dan
tumbuhan akan tumbuh dengan normal. Warna daun dan batang pada tumbuhan kacang
tanah yang terkena sinar matahari hijau segar. Fakta tersebut menunjukan bahwa
klorofil pada daun aktif dalam melakukan fotolisis (reaksi terang, merupakan tahap awal dari proses fotosintesis).
Dengan aktifnya klorofil pada daun, klorofil dapat menyerap atau menangkap
cahaya dengan baik, sehingga proses anabolisme pada tanaman berjalan baik pula.
B. Diberi Perlakuan dengan Tanpa
Cahaya
Tanaman kacang tanah yang diletakkan pada tempat gelap
pertumbuhannya sangat cepat. Ini karena pengaruh hormon auksin, dimana hormon ini tidak rusak
karena tidak terkena cahaya. Tanaman kacang tanah yang tidak terkena cahaya , pertumbuhan
akar, batang dan daunnya sangat rapuh dan warnanya putih kekuningan. Tanaman kacang
tanah yang tidak diberi cahaya keadaan tanahnya lebih lembap dan basah, banyak
tumbuh jamur dan hewan kecil seperti semut. Akar, batang, dan daunnya tumbuh
tidak terkontrol, menjalar ke segala arah. Hal ini karena tidak ada sumber
cahaya, karena pada dasarnya tumbuhan tumbuh ke arah datangnya cahaya seperti
yang telah dijelaskan di atas.
C. Pembahasan secara Umum
Pada proses perkecambahan dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu perkecambahan hypogeal dan epigeal.
Pada tanaman kacang tanah yang kami teliti dapat
diketahui bahwa tanaman kacang tanah mengalami perkecambahan epigeal, dimana pertumbuhan memanjang
dari Hipokotil sehingga plumula
dan kotiledon ke permukaan tanah dan kotiledon melakukan fotosintesis.
Selama daun belum terbentuk tanaman kacang tanah yang
diletakkan pada tempat gelap pertumbuhannya lebih cepat karena auksin tidak rusak akibat terkana
sinar, namun lebih lemah dan tidak teratur arah pertumbuhannya. Selain itu
tanaman kacang tanah yang diletakkan di tempat gelap sangat rentan mengalami
kegagalan, karena tempat lembap yang banyak disukai organisme yang kurang
menguntungkan bagi pertumbuhan tanaman kacang tanah. Juga keadaan yang lembap
membuat intensitas air tinggi sehingga akar tanaman kacang tanah rawan busuk.
Tanaman kacang tanah yang ditanam di tempat terang dan
terkena sinar matahari pertumbuhannya tidak terlalu cepat, tapi tumbuh dengan
baik. Akar, batang dan daunnya kokoh. Laju kerja auksin dan sitokinin seimbang, dimana sitokinin merangsang pembelahan sel dan memacu perkembangan kloroplas dan pembentukan klorofil,
hal ini membuat proses forosintesis yang diperlukan tumbuhan untuk hidup berjalan lancar. Hormon sitokinin juga menghambat efek dominasi
apikal oleh auksin. Tanaman kacang tanah yang ditanam dengan intensitas cahaya cukup
lebih terhindar dari organisme merugikan, karena kelembapan tanah dan udara
tidak terlalu tinggi.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari penelitian yang kami lakukan dapat disimpulkan
bahwa tanaman kacang tanah mengalami perkecambahan epigeal.
Cahaya matahari mempengaruhi pertumbuhan kacang tanah.
Kacang tanah yang diberikan cahaya perkecambahan nya terhambat. Hal ini
disebabkan karena hormon auksin terurai akibat cahaya matahari yang menyebabkan
tanaman kacang tanah dalam kondisi yang
baik,yaitu daun yang berwarna hijau segar serta batang dan akar yang kokoh.
Namun pada tanaman yang tidak mendapatkan cahaya matahari, perkecambahan nya
sangat cepat atau disebut etiolasi, karena hormon auksin tidak rusak akibat
tidak adanya cahaya matahari dan dalam kondisi yang buruk, dimana daun dan
batang berwarana kuning pucat dan akar serta batang yang mudah patah.
5.2
Saran
Dari
penelitian yang kami lakukan ini, kami dapat memberikan saran kepada petani
kacang tanah. Yang harus petani lakukan pada saat musim penghujan jika ingin
menanam kacang tanah sebaiknya dilakukan tidak diluar rumah karena air yang
banyak akan membuat tanaman kacang tanah cepat mati. Maka taruhlah ditempat
yang tidak terkena cahaya dan akan cepat pertumbuhan nya sehingga cepat pula
pemanenan nya. Meskipun dengan kualitas yang tidak baik.
terima kasih banyak buat postinganya ya. bantu banget buat tugas biologi. lengkap pisan
BalasHapusterimakasih postingannyaya gan, sanga bermanfaat buat gerjain tugas biologi
BalasHapusTerimakasih, sangat bermanfaat
BalasHapus